Kamis, 18 September 2014

Pertemuan 2 PKKM 2014

PERTEMUAN 2 PKKM 2014
Sabtu, 13 September 2014

Pada Jum’at malam sebelumnya, kami (mahasiswa Meteorologi 2013) diinstruksikan untuk berkumpul di selasar kebab (Labtek Biru) pada keesokan harinya pukul 07.15. Setelah semalaman mengerjakan tugas studi kasus banjir, kami berkumpul di selasar kebab pada pukul 07.15. Di sana sudah ada taplok-taplok yang menunggu kami. Pada sesi awal ini, kami terlebih dahulu mengumpulkan tugas pradiksar berupa peta yang menampilkan rute dari setiap kostan dan rumah kami masing-masing menuju kampus ITB dan menuju basecamp kami. Lalu, kami diajarkan tata cara lapor kepada danlap.

Setelah dirasa cukup dalam berlatih tata cara lapor, kami dimobilisasi ke lantai 2 Labtek Biru menuju salah satu selasar yang telah disiapkan sebelumnya. Di selasar itu, kami mengumpulkan tugas studi kasus banjir dalam bentuk presentasi PowerPoint. Setiap kelompok diwakili oleh salah seorang untuk menyampaikan presentasinya masing-masing. Kebetulan, kelompok saya (kelompok 2) mendapat giliran pertama untuk presentasi dan sayalah yang maju ke depan untuk menyampaikan presentasi itu. Saya dan teman-teman sekelompok telah sepakat memilih Kota Manado (Sulawesi Utara) sebagai objek studi kasus banjir. Selama sesi tersebut, kami (Pradawihaya) menanggapi dan mendiskusikan hasil presentasi dari setiap kelompok. Diskusi yang sebenarnya berjalan dengan hangat dan menarik harus diakhiri karena keterbatasan durasi.

Beberapa saat kemudian, kami dikomando untuk mobilisasi ke arah selasar double helix. Di sana, kami membentuk barisan 4 saf. Sesuai dengan tata cara lapor yang telah diajarkan sebelumnya, salah satu dari kami maju ke depan menghadap ke danlap untuk lapor. Dia berkata “METEO” sambil berubah posisi dari berdiri ke “ngetrill” (entah apa istilah yang lebih tepat untuk menggantikan kata “ngetrill”). Kami yang berada di belakangnya pun ikut berkata ”METEO” sambil ngetrill. Lalu, teman kami itu melaporkan jumlah total Pradawihaya yang hadir dan menjabarkan alasan izin peserta diksar yang tidak hadir saat itu. Setelah itu, laporan ditutup dengan berkata “METEO” lagi sambil kembali ke posisi semula. Selesai laporan, Fahmi (teman kami) ditunjuk oleh danlap untuk memimpin cek spek diksar. Memang, kami mengakui bahwa spek yang kami bawa belum benar-benar lengkap.

Selesai bertatap muka dengan massa HMME, kami dimobilisasi kembali menuju selasar di lantai 2 Labtek Biru. Sesampainya di tempat itu, sudah ada beberapa jenderal yang siap memberikan materi kepada kami tentang “Zephyrus”. Zephyrus merupakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa program kerja jangka panjang yang diadakan oleh HMME sebagai sarana untuk mengaplikasikan keilmuan dan keprofesian Meteorologi oleh anggota himpunan. Tujuan utama diadakannya Zephyrus adalah untuk mengatasi atau meminimalkan dampak banjir yang sering terjadi di wilayah Bandung Selatan. Kata “Zephyrus” berasal dari mitologi Yunani yang berarti “Dewa Angin Barat”. Program kerja Zephyrus yang telah dilakukan adalah pemasangan AWS (Automatic Weather Station) di 8 titik yang telah ditentukan di sepanjang Sungai Cikapundung yang memanjang dari Bandung Utara ke Bandung Selatan. Data-data dari delapan AWS tadi dimanfaatkan untuk membuat pemodelan ketinggian air akibat curah hujan yang jatuh di wilayah Bandung.

Setelah pemberian materi Zephyrus selesai, kami dimobilisasi lagi menuju selasar double helix. Kami bertemu lagi dengan massa HMME. Di sana, danlap melakukan evaluasi materi dan membahas tugas pradiksar berupa peta angkatan dan buku KEPO. Evaluasi materi berjalan dengan lancar. Lalu, danlap mulai mempertanyakan tugas peta angkatan kami. Danlap menjelaskan bahwa seharusnya peta itu dibuat bersama-sama oleh kami secara manual, bukannya membeli peta yang sudah jadi. Esensi dari tugas peta angkatan itu adalah untuk mengetahui seluruh alamat kostan atau rumah kami masing-masing, melatih kreativitas, dan meningkatkan kekompakkan kami. Kesalahan kami dalam mengerjakan tugas peta angkatan berbuah konsekuensi berupa ketentuan kuorum sejumlah 35 orang pada pertemuan PKKM selanjutnya. Jika kuorum tersebut tidak terpenuhi, maka konsekuensinya adalah kami harus mengadakan olahraga angkatan secara full team. Selain tugas peta angkatan, danlap juga mempertanyakan tugas buku KEPO karena beberapa di antara kami belum lengkap dalam mengisinya. Kami seharusnya saling mengingatkan teman satu angkatan untuk menyelesaikan buku KEPO.

Untuk sesi terakhir, kami dimobilisasi menuju tempat parkir laboratorium Teknik Kimia. Kami pun bisa beristirahat karena tempatnya teduh. Sambil beristirahat, kami diberi tugas individual dan tugas angkatan. Tugas individualnya adalah membuat blog yang isinya tentang resume kegiatan PKKM dan hasil wawancara dengan minimal satu jenderal dan satu jenderil setiap minggunya. Hasil wawancara tersebut disertai juga dengan foto bersama jenderal atau jenderil yang diwawancarai. Tugas angkatannya adalah membuat blog angkatan yang berisi foto angkatan, kegiatan angkatan, dan tugas-tugas angkatan, serta video ucapan selamat ulang tahun yang keenam untuk HMME. Kedua tugas tersebut harus sudah selesai paling lambat hari Jum’at, 19 September 2014 pukul 19.00. Selain itu, setiap hari selama di kampus ITB kami diwajibkan untuk memakai gelang angkatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar