Rabu, 24 September 2014

Meteorologi dari Berbagai Sudut Pandang


Ilmu “Meteorologi” terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Pendapat kebanyakan orang ketika ditanyai tentang Meteorologi bermacam-macam. Ada yang mengatakan bahwa Meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari meteor, ada juga yang bilang bahwa Meteorologi itu lulusannya bekerja di BMKG. Hal itu wajar-wajar saya menurut saya, karena di Indonesia perguruan tinggi yang menyediakan program studi Meteorologi murni hanyalah ITB (Institut Teknologi Bandung). Dengan demikian, jarang ada yang tahu tentang keberadaan jurusan Meteorologi di Indonesia. Meskipun juga menyediakan program studi Meteorologi, IPB (Institut Pertanian Bogor) dan AMG (Akademi Meteorologi dan Geofisika) tidak menyediakan jurusan Meteorologi yang murni seperti di ITB. Meteorologi di IPB lebih condong ke arah pertanian, sedangkan di AMG cenderung menghasilkan lulusan yang siap bekerja di BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika).

“Meteorologi” tersusun oleh dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu meteoros dan logos. “Meteoros” artinya ruang atas (atmosfer), sedangkan “logos” artinya ilmu. Secara harfiah, Meteorologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang atmosfer. Definisi dari Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari tentang atmosfer bumi (karakteristik, dinamika, dll) beserta fenomena yang berkaitan dengannya. Ilmu sains dasar yang dibutuhkan dalam mempelajari Meteorologi antara lain matematika, fisika, kimia, komputer, dan geografi. Berdasarkan ruang lingkupnya, ilmu Meteorologi dibagi menjadi 4 macam, antara lain meteorologi fisik, meteorologi dinamik, meteorologi sinoptik, dan meteorologi terapan.

Ada beberapa persepsi yang paling sering saya dengar dari kebanyakan mahasiswa FITB (Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian) di ITB tentang program studi Meteorologi. Pertama, jurusan Meteorologi adalah jurusan “buangan” di FITB. Mengapa bisa ada persepsi seperti itu? Karena peminat jurusan Meteorologi paling sedikit dibanding jurusan lain di FITB. Sedikitnya peminat jurusan Meteorologi karena adanya persepsi bahwa Meteorologi itu jurusan yang “susah” dan prospek kerjanya kecil. Munculnya anggapan bahwa jurusan Meteorologi itu susah karena cukup banyak mata kuliah di Meteorologi yang berkaitan dengan pemrograman komputer. Memang, banyak mahasiswa ITB yang lebih kesulitan untuk melakukan programming daripada mengerjakan soal kalkulus. Kalau saya sendiri malah sebaliknya, lebih kesulitan di kalkulus daripada programming. Banyak orang yang beranggapan bahwa prospek kerja di Meteorologi kecil karena mereka hanya tahu kalau lulusan Meteorologi hanya bisa bekerja di BMKG. Padahal, prospek kerja di Meteorologi jauh lebih luas daripada anggapan tersebut.

Di media sosial seperti Facebook, saya pernah melihat tautan (link) yang dishare oleh seseorang tentang jurusan-jurusan di perguruan tinggi dengan prospek kerja yang cerah. Jurusan-jurusan seperti teknik perminyakan, teknik kimia, teknik mesin, dan ilmu komputer sering muncul di daftar itu. Padahal jika dipikir lebih dalam, perguruan tinggi penyuplai lulusan dari jurusan-jurusan tersebut juga sangat banyak di Indonesia. Banyak orang yang beranggapan bahwa prospek kerja = jumlah total lowongan pekerjaan. Padahal, prospek kerja suatu jurusan juga dipengaruhi oleh jumlah lulusan dari jurusan tersebut. Jadi, menurut saya prospek kerja = (jumlah total lowongan pekerjaan) / (jumlah lulusan). Lagipula, banyaknya lulusan dari jurusan-jurusan yang katanya mempunyai prospek cerah itu membuat para lulusan dari jurusan-jurusan tersebut harus bisa bersaing satu sama lain. Di Meteorologi, persaingan untuk mendapat pekerjaan hampir tidak ada karena memang lulusannya sedikit dan prospek kerjanya luas.

Mungkin sebagian dari Anda tidak percaya bahwa prospek kerja di Meteorologi luas. Di paragraf ini, saya akan menjabarkan gambaran prospek kerja di Meteorologi. Selain di BMKG, lulusan Meteorologi bisa bekerja di pertambangan dan perminyakan. Saya yakin sebagian dari Anda bingung dengan pernyataan saya barusan. Bagaimana caranya seorang lulusan Meteorologi bisa bekerja di pertambangan dan perminyakan? Di lingkungan pertambangan, seorang Meteorologist (sebutan lain bagi lulusan Meteorologi) bekerja untuk memprediksi cuaca di sekitar area pertambangan. Jika cuaca di area pertambangan tidak kondusif/memadai, maka ia berhak untuk menghentikan aktivitas pertambangan secara sementara hingga cuaca kembali kondusif. Jika tidak ada Meteorologist di suatu area pertambangan, maka area pertambangan tersebut bisa saja collapse karena cuaca yang buruk. Hal yang sama juga berlaku di lingkungan perminyakan.

Selain yang telah dijelaskan sebelumnya, masih banyak prospek kerja yang berhubungan dengan Meteorologi. Seorang meteorologist juga bisa bekerja sebagai ahli prediksi cuaca dan menjadi konsultan di berbagai macam bidang.  Di luar Indonesia, banyak meteorologist yang dibutuhkan sebagai ahli prediksi cuaca. Bahkan, saya pernah menemukan di suatu website bahwa meteorologist merupakan pekerjaan nomor 7 paling dibutuhkan di Amerika Serikat. Di negara-negara Eropa, Amerika Utara, dan Asia Timur, perubahan cuaca bisa terjadi secara mendadak dan ekstrim serta sering mengalami bencana yang berkaitan dengan meteorologi. Dengan demikian, negara-negara tersebut sangat membutuhkan ahli prediksi cuaca. Jika bekerja sebagai konsultan, bidang-bidang yang bisa dicakup oleh meteorologist antara lain bidang energi alternatif, pertanian, perikanan, lingkungan, instrumentasi/pembuatan alat meteorologi, transportasi, rancang bangunan, bahkan kesehatan.

Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara 2 benua (Asia dan Australia) dan 2 samudera (Pasifik dan Hindia), berada di dekat khatulistiwa, dan beriklim tropis. Dengan demikian, wilayah Indonesia mendapat beberapa keuntungan dari segi meteorologis. Keuntungan tersebut antara lain adalah Indonesia jarang mengalami cuaca ekstrem dan jarang terkena bencana meteorologi. Suhu udara ekstrem tertinggi di Indonesia tidak pernah melebihi 400C. Bencana meteorologi yang terjadi di Indonesia pun tidak banyak macamnya, antara lain banjir, kekeringan, dan angin puting beliung. Namun, prediksi cuaca secara akurat di Indonesia sangat sulit dilakukan. Tak heran jika masyarakat Indonesia kurang memahami pentingnya peran Meteorologi.

Lain lagi dengan di Amerika Serikat. Secara meteorologis, wilayah Amerika Serikat sangat rawan mengalami berbagai macam bencana meteorologi. Bahkan, hampir semua jenis bencana meteorologi bisa terjadi di Amerika Serikat. Bencana-bencana tersebut antara lain banjir, kekeringan, tornado, siklon tropis, badai salju, gelombang panas, dan gelombang dingin. Selain banyak jenisnya, bencana-bencana tadi juga selalu terjadi beberapa kali dalam setahun di Amerika Serikat. Dengan demikian, masyarakat di sana sangat membutuhkan informasi prediksi cuaca karena perubahan cuaca sangat berpengaruh terhadap keseharian mereka. Saking pentingnya, topik tentang cuaca bisa menjadi topik pembuka percakapan antara 2 orang.

Selain pada prediksi cuaca, peran Meteorologi juga vital di bidang transportasi udara dan laut. Di setiap bandara besar pasti terdapat meteorologist yang mengamati cuaca di tempat lepas landas (take off), mendarat (landing), dan di sekitar rute pesawat terbang. Kru penerbangan memerlukan informasi cuaca ini dalam merencanakan penerbangan mereka. Pada transportasi laut, meteorologist memprediksi perilaku gelombang laut akibat perubahan cuaca di lautan. Dengan begitu, bisa diputuskan apakah kapal boleh berangkat atau tidak.

Agar lebih singkat, peran-peran Meteorologi di bidang lainnya saya cantumkan pada daftar di bawah ini:
1.       Energi alternatif: Survei daerah-daerah yang potensial untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga matahari ataupun tenaga angin

2.       Pertanian: Analisis dampak cuaca dan iklim terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil pertanian

3.       Rancang bangunan: Menggabungkan antara meteorologi, fisika teknik, dan arsitektur untuk merancang bangunan yang nyaman ditinggali manusia

4.       Kesehatan: Menggabungkan meteorologi dan ilmu kedokteran untuk menganalisis penyakit-penyakit yang disebabkan oleh perubahan cuaca dan musim

5.       Perikanan dan kelautan: Analisis dampak cuaca dan musim terhadap hasil tangkapan ikan oleh nelayan di laut

6.       Hidrometeorologi: Menggabungkan meteorologi dan hidrologi untuk menganalisis sumber daya air di Bumi

7.       Pencemaran udara: Memodelkan penyebaran pencemaran udara

Sekian dulu yang dapat saya tulis. Semoga tulisan di atas bermanfaat.

10 komentar:

  1. nitip kuis yah.
    Pertanyaan di bawah ini sebenarnya diajukan kepada para peserta Sekolah Lapang Iklim (SLI) dimana pesertanya adalah para penyuluh pertanian yang sama sekali tidak berlatar belakang meteorologis. Tetapi ironisnya ternyata banyak panitia yang sebenarnya pakar metorologis malah ikut salah memberi jawaban.

    http://www.climate4life.info/2016/01/meterologispun-banyak-yang-salah.html

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. waktu post nya tepat aku berusia 16 tahun..... aku juga anak meteorologi lho kak,,,, angkatan 53 sih.... hehe doain ya kak moga moga lulus bisa langsung kerja.. kalo bisa sih ke luar negeri sekalian.. di pertambangan minyak arab... wkwkwk sekalian naik haji atau umroh.. aamiin.. mentok mentok di dinas pertanian kota pekalongan deh... tapi mimpiku tetep tinggi kok kak.... pengen lajutin s2 ke luar.. kalo allah mengizinkan.... kakak angkatan berapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. di IPB kak, baru semsetr 2, kak karsavicka setia aryanto di mana?

      Hapus
    2. Saya masih SMA kak, panggil vicka aja
      Kak di IPB yang di pelajari apa aja ?
      Saya SNMPTN ambil Math sama Meteorologi IPB
      Doain ya kak

      Hapus
  4. ka, mau tanya.. materi yang paling banyak di pelajari di juruan meteorologi tuh apa ka?

    BalasHapus
  5. mantap kak
    ان شاءالله saya nyusul kak
    doain ya آمين

    BalasHapus