PERTEMUAN 3 PKKM 2014
Sabtu, 20 September 2014
Pertemuan PKKM yang ketiga
dimulai pada pukul 07.15 di selasar kebab dekat Labtek Biru. Waktu masih di
selasar kebab, hanya ada 3 orang yang belum datang. Dua orang di antaranya
memang tidak datang pada pertemuan kali ini, yaitu Ajeng dan Ipit. Ajeng tidak
bisa hadir karena mengikuti acara asrama Salman di Kota Bogor, sedangkan Ipit
karena acara keluarga.
Sekitar pukul 07.30, kami
dimobilisasi ke selasar gedung PLN. Di sana kami bertemu dengan taplok kami
masing-masing. Kami berada di sana agak lama sambil mengobrol dengan para
taplok dan menunggu kedatangan Kemas. Tidak lama setelah Kemas datang, kami
bersiap-siap untuk mobilisasi ke selasar double helix.
Saat akan memasuki selasar
double helix, danlap menginstruksikan kami untuk berbaris membentuk 5 saf.
Perimeter pun langsung menghitung lama kami berbaris. Pada pertemuan PKKM sebelumnya,
kami berjanji untuk dapat selesai berbaris hanya dalam 20 hitungan. Sayangnya,
kami belum berhasil memenuhi janji itu. Salah satu teman kami lalu mendapat
konsekuensi. Sebelum mengerjakan konsekuensi, teman kami itu sempat berdebat
dengan danlap karena adanya kesalahpahaman mengenai konsekuensi yang diberikan.
Setelah itu, kami melakukan cek spek yang dipimpin oleh Kadek. Ternyata, masih
ada teman kami yang speknya tidak sesuai. Akibatnya, penanggung jawab spek
diganti orangnya. Bila pada pertemuan PKKM selanjutnya masih ada yang speknya
tidak sesuai, penanggung jawab itu mendapat konsekuensi. Selesai cek spek, kami
diuji kekompakannya oleh danlap dengan cara mengetes tingkat kehafalan lagu
angkatan kami dan tingkat kekenalan kami satu sama lain. Salah satu dari kami
maju ke depan untuk menyebutkan urutan NIM dan nama lengkap mahasiswa
Pradawihaya dari awal sampai akhir.
Selanjutnya, kami dimobilisasi
ke taman alat meteorologi di sekitar Labtek Biru. Kami berjalan per kelompok
saat memasuki taman alat dan dikenalkan dengan berbagai macam alat untuk
observasi meteorologi. Kelompok saya (kelompok 2) pertama kali dikenalkan
dengan alat yang bernama ombrometer. Ombrometer (penakar hujan manual)
berfungsi untuk mengukur total curah hujan selama jangka waktu tertentu
(biasanya 24 jam). Kemudian, kami dikenalkan dengan sangkar Stevenson beserta
beberapa alat meteorologi di dalamnya. Alat meteorologi yang saat itu berada di
dalam sangkar Stevenson antara lain termohigrograf, barograf, dan termometer maksimum
– minimum. Termohigrograf berfungsi untuk mencatat suhu udara dan kelembaban
udara. Barograf berfungsi untuk mencatat tekanan udara. Termometer maksimum –
minimum digunakan untuk mengukur suhu udara maksimum dan minimum dalam jangka
waktu sehari. Di dekat sangkar Stevenson terdapat panci evaporasi yang
berfungsi untuk mengukur total penguapan air dalam jangka waktu tertentu
(biasanya 24 jam). Ada juga anemometer dan wind vane yang dipasang pada
ketinggian 10 meter untuk mencegah gesekan pada angin oleh permukaan bumi. Anemometer
berfungsi untuk mengukur kecepatan angin, sedangkan wind vane untuk mengukur
arah angin. Setelah itu, kami dijelaskan tentang penakar hujan otomatis (rain
gauge). Penakar hujan ini mengukur curah hujan secara otomatis dengan tingkat
ketelitian 0,5 mm. Sebelum keluar dari taman alat, kami dijelaskan tentang termometer
bola basah – bola kering. Dengan bantuan tabel psikrometrik, alat ini dapat digunakan
untuk mengukur kelembaban relatif dan suhu titik embun. Setelah keluar dari
taman alat, kelompok 2 masih dikenalkan dengan suatu alat yang bernama
Champbellstokes. Alat ini digunakan untuk mengukur durasi penyinaran matahari. Selesai
pengenalan alat-alat meteorologi, kelompok 2 bergabung lagi dengan kelompok
lainnya untuk diberikan penjelasan mengenai tabel data cuaca yang bernama
ME-48. Tabel itu memuat berbagai macam data cuaca seperti kecepatan dan arah
angin, tekanan udara, jenis awan, dll. Setiap data cuaca ditulis menggunakan
format tertentu.
Setelah itu, kami dimobilisasi
ke ruang 1401 di lantai 2 Labtek Biru. Di ruangan itu, kami diberikan
pengetahuan mengenai berbagai macam keprofesian yang berkaitan dengan
meteorologi. Di depan kami sudah ada beberapa perwakilan dari HMTL (Himpunan
Mahasiswa Teknik Lingkungan), HMFT (Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik), dan HMP
(Himpunan Mahasiswa Planologi). Kami dijelaskan satu per satu mengenai
keterkaitan antara ilmu dan keprofesian meteorologi dengan ketiga jurusan
tersebut. Banyak pengetahuan baru yang kami dapat pada sesi ini. Contohnya
adalah kita (orang-orang meteorologi) bisa bekerja sama dengan orang-orang
fisika teknik untuk mendesain sebuah bangunan agar efisien energi dan nyaman
untuk ditinggali manusia.
Pada sesi terakhir, kami
dimobilisasi ke arah selasar kebab. Bagi yang muslim, di selasar kebab kami
melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah. Selesai shalat, kami berkumpul lagi untuk
diberi beberapa tugas yang harus sudah selesai sebelum pertemuan PKKM
selanjutnya. Tugas pertama adalah membuat essay tentang meteorologi dari
berbagai sudut pandang yang harus dishare ke beberapa media sosial. Tugas berikutnya
adalah mengisi blog pribadi dengan resume pertemuan ketiga PKKM dan hasil
wawancara dengan minimal 2 jenderal dan 2 jenderil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar