Sabtu, 13 September 2014
Pada Jum’at malam sebelumnya,
kami (mahasiswa Meteorologi 2013) diinstruksikan untuk berkumpul di selasar
kebab (Labtek Biru) pada keesokan harinya pukul 07.15. Setelah semalaman
mengerjakan tugas studi kasus banjir, kami berkumpul di selasar kebab pada
pukul 07.15. Di sana sudah ada taplok-taplok yang menunggu kami. Pada sesi awal
ini, kami terlebih dahulu mengumpulkan tugas pradiksar berupa peta yang
menampilkan rute dari setiap kostan dan rumah kami masing-masing menuju kampus ITB
dan menuju basecamp kami. Lalu, kami diajarkan tata cara lapor kepada danlap.
Setelah dirasa cukup dalam
berlatih tata cara lapor, kami dimobilisasi ke lantai 2 Labtek Biru menuju
salah satu selasar yang telah disiapkan sebelumnya. Di selasar itu, kami
mengumpulkan tugas studi kasus banjir dalam bentuk presentasi PowerPoint.
Setiap kelompok diwakili oleh salah seorang untuk menyampaikan presentasinya
masing-masing. Kebetulan, kelompok saya (kelompok 2) mendapat giliran pertama
untuk presentasi dan sayalah yang maju ke depan untuk menyampaikan presentasi
itu. Saya dan teman-teman sekelompok telah sepakat memilih Kota Manado
(Sulawesi Utara) sebagai objek studi kasus banjir. Selama sesi tersebut, kami
(Pradawihaya) menanggapi dan mendiskusikan hasil presentasi dari setiap
kelompok. Diskusi yang sebenarnya berjalan dengan hangat dan menarik harus
diakhiri karena keterbatasan durasi.
Beberapa saat kemudian, kami
dikomando untuk mobilisasi ke arah selasar double helix. Di sana, kami
membentuk barisan 4 saf. Sesuai dengan tata cara lapor yang telah diajarkan
sebelumnya, salah satu dari kami maju ke depan menghadap ke danlap untuk lapor.
Dia berkata “METEO” sambil berubah posisi dari berdiri ke “ngetrill” (entah apa
istilah yang lebih tepat untuk menggantikan kata “ngetrill”). Kami yang berada
di belakangnya pun ikut berkata ”METEO” sambil ngetrill. Lalu, teman kami itu
melaporkan jumlah total Pradawihaya yang hadir dan menjabarkan alasan izin
peserta diksar yang tidak hadir saat itu. Setelah itu, laporan ditutup dengan
berkata “METEO” lagi sambil kembali ke posisi semula. Selesai laporan, Fahmi
(teman kami) ditunjuk oleh danlap untuk memimpin cek spek diksar. Memang, kami
mengakui bahwa spek yang kami bawa belum benar-benar lengkap.
Selesai bertatap muka dengan
massa HMME, kami dimobilisasi kembali menuju selasar di lantai 2 Labtek Biru.
Sesampainya di tempat itu, sudah ada beberapa jenderal yang siap memberikan
materi kepada kami tentang “Zephyrus”. Zephyrus merupakan kegiatan pengabdian
masyarakat berupa program kerja jangka panjang yang diadakan oleh HMME sebagai
sarana untuk mengaplikasikan keilmuan dan keprofesian Meteorologi oleh anggota
himpunan. Tujuan utama diadakannya Zephyrus adalah untuk mengatasi atau
meminimalkan dampak banjir yang sering terjadi di wilayah Bandung Selatan. Kata
“Zephyrus” berasal dari mitologi Yunani yang berarti “Dewa Angin Barat”. Program
kerja Zephyrus yang telah dilakukan adalah pemasangan AWS (Automatic Weather
Station) di 8 titik yang telah ditentukan di sepanjang Sungai Cikapundung yang
memanjang dari Bandung Utara ke Bandung Selatan. Data-data dari delapan AWS
tadi dimanfaatkan untuk membuat pemodelan ketinggian air akibat curah hujan
yang jatuh di wilayah Bandung.
Setelah pemberian materi
Zephyrus selesai, kami dimobilisasi lagi menuju selasar double helix. Kami
bertemu lagi dengan massa HMME. Di sana, danlap melakukan evaluasi materi dan
membahas tugas pradiksar berupa peta angkatan dan buku KEPO. Evaluasi materi
berjalan dengan lancar. Lalu, danlap mulai mempertanyakan tugas peta angkatan
kami. Danlap menjelaskan bahwa seharusnya peta itu dibuat bersama-sama oleh
kami secara manual, bukannya membeli peta yang sudah jadi. Esensi dari tugas
peta angkatan itu adalah untuk mengetahui seluruh alamat kostan atau rumah kami
masing-masing, melatih kreativitas, dan meningkatkan kekompakkan kami.
Kesalahan kami dalam mengerjakan tugas peta angkatan berbuah konsekuensi berupa
ketentuan kuorum sejumlah 35 orang pada pertemuan PKKM selanjutnya. Jika kuorum
tersebut tidak terpenuhi, maka konsekuensinya adalah kami harus mengadakan
olahraga angkatan secara full team. Selain tugas peta angkatan, danlap juga
mempertanyakan tugas buku KEPO karena beberapa di antara kami belum lengkap dalam
mengisinya. Kami seharusnya saling mengingatkan teman satu angkatan untuk
menyelesaikan buku KEPO.
Untuk
sesi terakhir, kami dimobilisasi menuju tempat parkir laboratorium Teknik
Kimia. Kami pun bisa beristirahat karena tempatnya teduh. Sambil beristirahat,
kami diberi tugas individual dan tugas angkatan. Tugas individualnya adalah
membuat blog yang isinya tentang resume kegiatan PKKM dan hasil wawancara
dengan minimal satu jenderal dan satu jenderil setiap minggunya. Hasil
wawancara tersebut disertai juga dengan foto bersama jenderal atau jenderil
yang diwawancarai. Tugas angkatannya adalah membuat blog angkatan yang berisi
foto angkatan, kegiatan angkatan, dan tugas-tugas angkatan, serta video ucapan
selamat ulang tahun yang keenam untuk HMME. Kedua tugas tersebut harus sudah
selesai paling lambat hari Jum’at, 19 September 2014 pukul 19.00. Selain itu,
setiap hari selama di kampus ITB kami diwajibkan untuk memakai gelang angkatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar