Jum’at, 12 September 2014
Kali ini, saya akan berbagi
pengalaman saat mengikuti pertemuan pertama PKKM (Pendidikan Keprofesian dan
Kehimpunanan Meteorologi) 2014. Pada hari itu, kami (mahasiswa Meteorologi 2013)
dijarkom melalui SMS untuk berkumpul di Oktagon pukul 18.45. Setelah beberapa
orang panitia PKKM sampai di Oktagon, kami diberi instruksi untuk membentuk 2
banjar. Kami dimobilisasi menuju selasar lantai 2 (mungkin nama lainnya
“skywalk”) antara Labtek V dan Labtek VI. Di sana, kami bertemu dengan
kakak-kakak taplok (mentor).
Sebelum acara inti dimulai,
kami dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok mempunyai 2 taplok. Kemudian,
kami melakukan Shalat Isya’ bersama kakak-kakak taplok di tempat tersebut. Setelah
shalat berjamaah, beberapa anak yang mempunyai riwayat penyakit tertentu
dipanggil untuk diberi pita penanda yang harus dipasang selama kegiatan PKKM
berlangsung. Kegiatan selanjutnya adalah latihan PBB (peraturan baris
berbaris). Selama latihan PBB, kami belajar untuk sigap, peka, dan disiplin.
Begitu latihan selesai, kami
dimobilisasi menuju ke area double helix di sekitar Labtek Biru. Ternyata, di
sana kami disambut oleh massa HMME (Himpunan Mahasiswa Meteorologi) dan
dilakukan pembukaan kegiatan PKKM secara resmi. Saat pertama kali tiba, kami
disuruh membentuk membentuk 4 saf. Di sana, kami diberi orasi oleh danlap
(komandan lapangan) sebanyak 2 kali. Antara orasi pertama dan orasi kedua
terdapat jeda. Selama jeda tersebut, kami disuruh untuk menutup mata dan
telinga serta menundukkan kepala.
Dalam orasi pertama,
disampaikan bahwa kami sudah dianggap dewasa. Kami merupakan laskar-laskar yang
akan terus berjuang. Kami mendapat julukan kopral (bagi laki-laki) dan kopril
(bagi perempuan), sedangkan seluruh massa HMME mendapat sebutan jenderal (bagi
laki-laki) dan jenderil (bagi perempuan). Pada orasi kedua, danlap menyatakan bahwa
kami harus siap untuk melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan PKKM dengan
sebaik-baiknya. Kami juga harus siap dengan segala konsekuensi yang menyertainya.
Setelah orasi kedua selesai,
kami dibentuk menjadi 2 banjar lalu dimobilisasi ke tempat sebelumnya (selasar
lantai 2 antara Labtek V dan Labtek VI). Di tempat itu, kami diberi materi dan
tugas oleh 3 orang pemateri. Sebagai bahasan awal, para pemateri menyinggung
tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas pendidikan, penelitian,
dan pengabdian masyarakat. Materi difokuskan pada poin ketiga, yaitu pengabdian
masyarakat yang berkaitan dengan Prodi Meteorologi. Di bawah ini merupakan
ringkasan materi yang diberikan:
Terdapat beberapa macam bencana meteorologi yang terjadi di Indonesia,
antara lain banjir, kekeringan, puting beliung, dll. Namun, bencana meteorologi
yang akan dibahas lebih lanjut di sini adalah banjir. Di Bandung, banjir sering
terjadi di Bandung Selatan (terutama wilayah Bale Endah dan sekitarnya). Daerah
ini sering mengalami banjir karena letaknya berada di area terendah di wilayah
Bandung. Wilayah Bandung dapat diibaratkan sebagai sebuah mangkuk karena
merupakan wilayah cekungan. Dengan asumsi tersebut, bisa dikatakan bahwa daerah
Bandung Selatan merupakan bagian dasar dari “mangkuk” tersebut. Saat terjadi
hujan, seluruh air hujan yang jatuh di wilayah Bandung bergerak turun ke arah
Bandung Selatan. Padahal, tanah di daerah Bandung Selatan sering ditemukan
dalam kondisi jenuh air tanah. Dengan demikian, daerah Bandung Selatan sering
mengalami banjir (terutama saat musim hujan).
Dari
materi di atas, kami diberi tugas per kelompok untuk melakukan studi kasus
tentang banjir di wilayah selain Bandung Selatan. Wilayah yang dijadikan
sebagai objek studi kasus banjir harus berbeda antara satu kelompok dengan yang
lainnya. Dalam melakukan studi kasus, setiap kelompok wajib mencari penyebab
banjir di wilayah tersebut, memberi solusi, dan membuat diagram alir mengenai
penyelesaian kasus tersebut. Semua itu direkap dalam 3 slide presentasi
Powerpoint. Pada slide Powerpoint perlu dicantumkan kutipan atau referensi yang
dipakai. Deadline tugas ini adalah keesokan harinya (pukul 07.00 pagi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar